FILM, Jambiwin.com – Justice High (2020): Ketika Bela Diri Jadi Bentuk Perlawanan Terakhir Melawan Bully. Kalau kamu pernah ngerasain masa-masa SMA yang kadang lebih mirip “survival mode” daripada tempat belajar… film Justice High (2020) mungkin bakal terasa sangat dekat. Film ini mengambil tema klasik — bullying di sekolah — tapi membungkusnya dengan gaya martial arts yang ringan, segar, dan kadang kocak, tapi tetap punya pesan moral yang “ngena”.
Satu hal yang bikin film ini menarik…
Ia tidak berusaha jadi film aksi penuh darah.
Bukan juga drama berat yang bikin sesak.
Justice High adalah kombinasi unik:
bela diri + komedi remaja + kritik sosial soal kekerasan di sekolah.
Dan semua itu disampaikan lewat karakter-karakter muda yang lugu, polos, tapi punya semangat melawan ketidakadilan.
Mari kita kupas tuntas — dari sinopsis sampai kritikannya.
—
1. Premis: Ketika Anak Baik-baik Tidak Punya Tempat di Sekolah
“Sekolah harusnya tempat aman…”
Begitu kira-kira idealnya.
Tapi kenyataan sering jauh berbeda.
Film Justice High membuka cerita dengan karakter utama Choi Hyeon, seorang siswa yang sebenarnya polos dan cenderung pasif. Namun suatu hari, ia dipukuli oleh sekelompok anak nakal karena alasan yang bahkan tidak masuk akal.
Dan di situlah masalah utama film ini muncul:
di lingkungan sekolah yang keras, anak lemah selalu jadi sasaran.
Ketika Choi Hyeon akhirnya bertemu dengan kelompok yang bisa bela diri, cerita pun mulai bergerak.
—
2. Karakter Utama: Choi Hyeon — Dari Korban Pasif Jadi Pejuang Keadilan
Choi Hyeon bukan karakter yang gagah dari awal.
Dia bukan jagoan.
Bahkan lari pun kurang cepat.
Tetapi justru itu yang bikin dia relatable.
Kita pernah lihat—atau bahkan pernah jadi—anak seperti ini:
diam, nggak suka bikin masalah, tapi justru jadi sasaran empuk.
Namun ketika ia melihat satu demi satu orang di sekitarnya disakiti oleh kelompok bully yang sama, Hyeon mulai berubah. Perubahan itu tidak instan. Tidak dramatis. Tidak langsung jadi “petarung jagoan”.
Masih realistis.
Masih kikuk.
Masih takut.
Dan justru itu memanusiakan karakternya.
—
3. Grup Bela Diri: Tempat “Anak-anak Luka” Menemukan Tujuan
Di film ini, ada kelompok kecil bernama Justice High — semacam klub bela diri tidak resmi yang anggotanya adalah anak-anak yang… jujur aja, masing-masing punya trauma sendiri.
Ada yang pernah dibully.
Ada yang dulu jagoan tapi kapok.
Ada yang cuma ingin punya teman.
Gaya alimonas masuk banget di sini karena film ini sebenarnya bukan tentang jagoan yang memukul musuh… tapi tentang:
“Bagaimana orang-orang tersakiti bisa menemukan kekuatan baru.”
Adegan-adegan latihan bela diri juga dibuat sederhana. Tidak hiper-stylized seperti film aksi dewasa, tetapi lebih menunjukkan proses:
jatuh, bangun lagi,
pukulan yang meleset,
kaki kram saat latihan,
sampai wajah yang memar karena latihan sendiri.
Terasa nyata, dan itu yang membuat perjalanan karakter terasa hangat.
—
4. Tema Besar: Bullying Tidak Bisa Dilawan dengan Diam
Jika banyak film antikekerasan memberi pesan “jangan balas kekerasan dengan kekerasan”, Justice High hadir dengan pendekatan sedikit berbeda.
Film ini seolah berkata:
“Kadang… kamu harus bisa membela diri dulu sebelum kamu bisa menghentikan kekerasan.”
Ini bukan ajakan agresif.
Ini lebih ke ajakan untuk tidak menjadi korban pasrah.
Dan itulah inti film ini:
kekuatan bukan untuk menyerang, tapi untuk bertahan.
—
5. Atmosfer Sekolah: Realistis, Kadang Kocak, Kadang Menyakitkan
Film ini memotret suasana sekolah dengan cara natural:
koridor ramai penuh gosip,
guru yang kadang tidak peduli,
geng populer yang memegang kontrol sosial,
siswa pendiam yang sering tak terlihat,
dan kantin yang jadi “zona netral”.
Tapi ada humor kecil-kecilan yang bikin nuansa film tidak gelap total.
Contoh:
Latihan bela diri yang berakhir dengan ketawa karena gerakan yang salah.
Atau momen awkward ketika Choi Hyeon dipaksa melakukan high-kick.
Film selalu menjaga keseimbangan ini:
keras tapi tidak suram. Lucu tapi tidak receh.
—
6. Ulasan Kritikus: Film Sederhana dengan Hati yang Besar
Kritikus memberi tanggapan beragam tapi cenderung positif.
“Justice High adalah film aksi remaja yang mengetahui batasnya.”
“Pesan antikekerasan disampaikan lewat aksi yang ringan dan menyenangkan.”
“Karakter remaja yang lugu membuat film terasa tulus, meski bukan film aksi besar.”
Namun ada juga kritik:
plot agak standar,
konflik bully tidak terlalu dalam,
beberapa adegan terlalu “kebetulan”.
Tapi overall, film ini dianggap menghibur dan punya pesan moral jelas.
—
7. Koreografi Pertarungan: Natural, Tidak Berlebihan
Jangan harap koreografi seperti The Raid atau Ip Man, karena film ini memang targetnya remaja.
Namun justru itu yang jadi daya tarik.
Pertarungan di film ini:
tidak terlalu rapi,
banyak gerakan gagal,
banyak momen canggung,
lebih mirip perkelahian sekolah sungguhan.
Dan itu yang membuatnya autentik.
Pertarungan bukan dipoles jadi indah, tapi ditunjukkan sebagai:
“Perjuangan anak-anak yang tidak ingin disakiti lagi.”
—
8. Pesan Moral: Keberanian Itu Menular
Film ini mengajarkan bahwa:
satu orang berani bisa menginspirasi lainnya,
diam hanya membuat pelaku semakin kuat,
persahabatan bisa menyembuhkan trauma lama,
kekuatan itu bukan untuk pamer, tapi melindungi.
Ada dialog yang cukup memorable:
“Kalau kamu tidak berdiri melawan mereka, kamu akan terus jatuh di tempat yang sama.”
Pesan itu sederhana… tapi sangat relevan.
—
9. Struktur Cerita: Mudah Diikuti, Cocok untuk Semua Usia
Film ini punya pacing santai:
babak pertama: konflik bullying
babak kedua: latihan & transformasi
babak ketiga: konfrontasi
penutup: pesan moral + pertumbuhan karakter
Struktur ini bikin film mudah dicerna penonton remaja maupun dewasa.
Tidak ada twist besar.
Tidak ada misteri rumit.
Tidak ada gimik.
It’s simple… but genuinely heartfelt.
—
10. Ending: Tidak Heroik Berlebihan, Tapi Penuh Harapan
Tanpa spoil berat:
Konflik berakhir bukan dengan aksi “balas dendam epik”, tapi dengan cara yang lebih manusiawi dan masuk akal. Ending-nya memperlihatkan bahwa keberanian kecil bisa mengubah dinamika sosial.
Tidak semua bully berubah.
Tidak semua luka sembuh.
Tidak semua masalah selesai.
Tapi ada langkah awal… dan itu sudah cukup.
—
11. Kesimpulan: Justice High adalah Perpaduan Aksi Ringan dan Pesan Sosial yang Hangat
Justice High bukan film aksi teknikal.
Bukan juga film psikologis berat.
Ini film remaja yang jujur, sederhana, dan punya hati.
Cocok untuk penonton yang suka:
drama sekolah,
tema bullying,
film bela diri ringan,
cerita coming-of-age,
pesan moral inspiratif.
Dan yang paling penting…
Ini film yang membuat kita bertanya:
“Apa yang akan aku lakukan… kalau aku ada di posisi mereka?”
Lalu bagaimana cara nonton film ini. Gampang. Buka browser, ketik yandex.com, setelah terbuka situs pencarian yandex, ketik nonton film Justice High (2020) lk21. Tinggal pilih website mana yang mau diakses. (gie)













