FILM, Jambiwin.com – Ada film yang kalau ditonton sekali, efeknya bisa nempel seumur hidup. Film yang nggak hanya bikin kita mikir… tapi bikin kita ngerasain “apa jadinya kalau manusia yang kesepian terlalu lama dibiarkan sendirian bersama pikirannya?”.
Nah, Taxi Driver (1976) adalah salah satu film yang ada di kategori itu. Disutradarai Martin Scorsese dan dibintangi Robert De Niro—dua nama yang dari dulu sampai sekarang dikenal sebagai pasangan yang kalau bikin film, hasilnya pasti nendang. Dan di film ini, “nendangnya” itu bukan sekadar dari aksi, tapi dari perjalanan batin seorang pria yang pelan-pelan kehilangan arah.
Film ini bukan sekadar cerita tentang sopir taksi. Ini adalah cerita tentang pikiran gelap, kesepian, frustrasi sosial, dan obsesi aneh yang berubah menjadi tindakan ekstrem.
Dan Ali… percaya sama Gie… sinopsis film ini tuh enak banget dibahas dengan gaya storytelling santai tapi dalam. Jadi ayo kita mulai…
—
1. Pembukaan: Dunia Gelap Kota New York
Film Taxi Driver membawa kita ke New York tahun 70-an — masa ketika kota itu penuh kriminalitas, prostitusi, korupsi, dan gelandangan di setiap sudut jalan. Kota ini digambarkan seperti neraka mini… dan makin lama nonton, makin terasa bahwa kota ini bukan sekadar setting, tapi tokoh tersendiri yang mempengaruhi jalan cerita.
Di tengah kekacauan itu, muncullah seorang pria bernama Travis Bickle. Mantan marinir yang baru pulang dari Vietnam. Ia kesepian, insomnia, dan tidak punya tujuan hidup. Dan seperti setiap orang yang kehilangan pegangan… Travis mencari “sesuatu” untuk membuatnya merasa hidup.
Pilihan dia?
Menjadi sopir taksi malam hari.
“Kalau kamu tidak bisa tidur, mungkin pekerjaan yang membawamu ke jalanan gelap bisa jadi teman,” begitu kira-kira vibe-nya.
—
2. Travis Bickle: Potret Kesepian yang Berjalan
Travis adalah tipe karakter yang kalau dilihat sekilas, kita kasihan… tapi makin lama, makin terasa ada hawa aneh.
Ia sendirian.
Ia tidak punya teman.
Ia menulis di buku harian, menyebut orang-orang di kota sebagai “sampah masyarakat”.
Dan perlahan, kita melihat… ia bukan sekadar pria biasa yang kesepian. Ia seseorang yang pikirannya mulai tidak stabil.
Travis mencoba menjalani hidup normal. Ia nonton film (yang ternyata film dewasa), ia jalan-jalan, ia makan sendirian. Ketika ia bertemu Betsy, wanita cantik yang bekerja di tim kampanye seorang politisi, ia langsung terobsesi. Bukan suka biasa. Tapi obsesi.
Dan seperti yang kita tahu, kalau orang yang pikirannya sedang tidak baik-baik saja bertemu dengan cinta… biasanya bukan cinta yang datang, tapi masalah.
—
3. Obsesi yang Mengarah ke Kekacauan
Travis mengajak Betsy berkencan. Awalnya berjalan baik… sampai Travis mengajak Betsy nonton film dewasa.
Tentu saja Betsy marah, merasa dilecehkan, dan meninggalkannya.
Dan di titik ini… retakan di kepala Travis makin terlihat. Ia merasa dihina, merasa dunia tidak adil, merasa semua orang jahat.
Lalu muncul ide berbahaya:
> “Kalau dunia ini rusak… mungkin aku harus memperbaikinya.”
Kalimat itu terdengar heroik… sampai kita sadar siapa yang mengucapkannya.
—
4. Iris: Gadis 12 Tahun yang Terjebak Dunia Gelap
Salah satu bagian paling kuat dari film ini adalah munculnya Iris, gadis 12 tahun yang dipaksa menjadi pekerja seks oleh seorang germo bernama Sport. Travis melihat Iris sebagai simbol kemurnian yang terjebak dalam dunia kotor. Dan di titik ini, ia mulai merasa bahwa ia lah penyelamat yang ditakdirkan.
Travis mulai mempersiapkan diri:
* beli senjata
* latihan tembak
* merencanakan pembunuhan terhadap politisi
* berubah total sikap dan pembawaannya
Pada fase ini, kita melihat perubahan ekstrem: dari sopir taksi kesepian… menjadi vigilante yang merasa harus “membersihkan dunia”.
Ikoniknya?
Potongan rambut mohawk-nya.
Kalau ada satu tampilan karakter film yang diingat orang puluhan tahun, itu salah satunya.
—
5. Kekerasan yang Tak Terhindarkan
Puncak film terjadi saat Travis memutuskan untuk menyelamatkan Iris dengan caranya sendiri — cara yang penuh kekerasan. Ia menyerbu tempat penampungan Iris dan menembak siapa pun yang mencoba menghentikannya.
Pertumpahan darah terjadi.
Adegan ini kotor, mentah, brutal… dan Scorsese menampilkan semuanya dengan cara “bukan untuk pamer aksi”, tapi untuk menunjukkan bagaimana manusia bisa berubah menjadi mesin kekerasan ketika pikirannya rusak.
Travis terluka parah… tapi bertahan hidup.
—
6. Kesimpulan yang Ironis
Bagian paling gila dari film ini justru muncul di akhir. Setelah melakukan pembantaian, media malah memuji Travis sebagai pahlawan yang menyelamatkan Iris dari dunia hitam.
Ironis banget.
Seorang pria yang hampir melakukan pembunuhan politik… yang pikirannya kacau… yang nyaris meledak secara psikologis… justru dianggap sebagai hero.
Dan film ini dengan sengaja membiarkan kita bertanya:
> Apakah Travis sudah sembuh… atau justru akan meledak lagi suatu hari nanti?
Jawabannya sengaja digantung. Dan itu membuat Taxi Driver dikenang sebagai salah satu film psikologis terbaik sepanjang masa.
Lalu bagaimana cara nonton film ini. Gampang. Buka browser, ketik yandex.com, setelah terbuka situs pencarian yandex, ketik nonton film Taxi driver lk21. Tinggal pilih website mana yang mau diakses. (edo)













